Jumat, 09 Desember 2011

Kisah dari Lawallu Dari Abon Hingga Musrenbang


Masih ada kisah yang tersembunyi di daerah pantai Desa Lawallu, Kecamatan Soppeng Riarja, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Ketika musim pancaroba atau peralihan musim tiba, warga desa yang sebagian besar nelayan sulit memperoleh hasil tangkapan yang bagus.

Hj. Syamsudduha, Kepala Desa Lawallu mengkisahkan di tengah masa paceklik itu, sekitar 60 persen warga desa yang merupakan kaum perempuan tidak bisa berbuat banyak. “Warga saya itu kebanyakan perempuan. Mereka tidak memiliki keahlian apa-apa. Aktivitas mereka tidak lebih melayani suami-suami mereka pulang melaut,” ujarnya saat ditemui Kabar Pesisir, September 2011.

Banyaknya jumlah perempuan di desa itu tidak menyurutkan semangat  Syamsudduha menjalankan amanah sebagai Kepala Desa Lawallu, karena banyak di antara warganya khususnya kaum perempuan itu yang belum berbuat banyak untuk memperbaiki kehidupan keluarga mereka.

Budaya Siri tidak melarang perempuan bekerja

DISKUSI BUDAYA. Live interaktif Program Kabar Pesisir TVRI Makassar yang menghadirkan Sosiolog Unhas Prof.DR.Maria E. Pandu, Budayawan asal Universitas Negeri Makassar (UNM), DR. Ahyar Anwar dan Kepala Desa Lawallu, Kabupaten Barru, Hj Syamsudduha,MM.Pub.Talkshow yang dipandu kelompok teater Petta Puang ini diselenggarakan oleh Oxfam bekerjasama dengan Canada Internasional Development Agency (CIDA) di Studio TVRI Makassar, Jumat, (16/9).



masyarakat di Sulawesi Selatan ternyata tidak melarang perempuan bekerja. Sebagian masyarakat pesisir di Sulawesi Selatan menilai perempuan pekerja masih dianggap “siri” (tradisi malu).

Mereka beranggapan keterlibatan perempuan melecehkan tanggungjawab laki-laki yang dinilai tidak mampu lagi menghidupi kebutuhan keluarga. Akibatnya, perempuan pesisir hanya bisa menunggu dan menaruh harapan pada hasil tangkapan laki-laki yang sedang melaut.

Budayawan dari Universitas Negeri Makassar (UNM), DR. Ahyar Anwar secara tegas menolak adanya pemahaman budaya “siri” seperti itu, bahkan dia mengaku keterlibatan perempuan yang bekerja dalam rumah tangga justru menjaga budaya “siri” keluarga. “Mengapa orang harus malu, kalau istri atau anak perempuan mereka bekerja. Ada yang bilang suaminya sudah tidak mampu lagi kasih makan anak/istrinya. Ini yang saya anggap salah,” kata dia.

Budaya “siri” atau tradisi malu yang dipertahankan turun temurun oleh masyarakat Bugis-Makassar, menurut Ahyar masih belum dipahami oleh sebagian masyarakat yang bermukim di daerah pesisir Sulawesi Selatan. Sepanjang keterlibatan perempuan tidak menyalahi adat-istiadat setempat, dia menganggap hal itu tidak usah terlalu dipermasalahkan.

Meskipun, kondisi budaya Sulawesi Selatan itu dibedakan secara biologis dan psikologis antara kaum pria dan wanita. Tetapi tidak mutlak hak perempuan membantu suami mencari nafkah dibatasi dan dianggap sebagai sebuah pelanggaran tradisi. “Kenapa harus takut kalau perempuan bekerja. Mereka kan membantu menafkahi keluarga, yang salah itu kalau keluarga tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya. Itu yang harus dianggap ‘siri’, ” kata dia.

Budaya di wilayah pesisir Bugis-Makassar masih sangat kental, karena laki-laki masih mendominasi pekerjaan sebagai nelayan yang dianggap sebagai sumber utama mata pencariankeluarga. Sementara wanita selalu  diposisikan sebagai ibu rumah tangga yang hanya menunggu di rumah dan mempersiapkan kedatangan suami dengan hasil tangkapan laut.

Jika dibandingkan dengan kondisi masyarakat pesisir di Jawa, perempuan memiliki peranan yang penting dalam sektor industri, karena hampir 70 persen wanita di daerah itu yang tercatat sebagai pekerja. Meskipun, dia mengaku perempuan masih memiliki keterbatasan dalam melakukan pekerjaan laki-laki seperti melaut. “Tetapi kita harus bisa melihat kemampuan atau keterampilan apa yang bisa dilakukan perempuan untuk membantu ekonomi keluarga. Kalau mereka punya keahlian mengolah hasil tangkapan suami menjadi makanan atau produk yang memiliki nilai tambah, itu akan jauh lebih baik, karena mereka mampu menambah nilai dan itu sama sekali tidak melanggar norma budaya ‘siri’,”  Ujar  Doktor Ahyar.

Sosiolog dari Universitas Hassanuddin Makassar, Prof.DR.Maria E. Pandu juga menjelaskan hal serupa yang menurutnya setiap masyarakat pesisir memiliki cirri khas budayanya sendiri. Maria memberikan gambaran tentang kondisi budaya masyarakat pesisir di Mandar Sulawesi Barat dan masyarakat pesisir Bugis Makassar di Sulawesi Selatan.

Menurutnya, budaya masyarakat pesisir di kedua wilayah itu sudah melekat turun -temurun dan diakui tidak mudah di hilangkan begitu saja. “Budaya yang di maksud (adalah bahwa) kaum perempuan pesisir tidak bisa bekerja untuk menopang kelangsungan hidup, karena itu menyalahi kodrat mereka,” katanya.

Perempuan pesisir hanya bisa mengolah hasil tangkapan sang suami, dengan kata lain perempuan menggantungkan hidupnya kepada laki-laki yang masih mampu secara fisik. Selain itu, kaum pria dan wanita di kedua wilayah tersebut menginterpretasikan norma-norma budaya dengan paham-paham mereka sendiri.

“Seharusnya mereka bisa memisahkan antara norma atau agama dengan kerterlibatan perempuan dalam menafkahi keluarganya. Jangan menjadikan budaya atau agama sebagai alat untuk membatasi hak-hak perempuan. Sebaiknya berikan kesempatan kepada kaum jenis kelamin berbeda untuk membantu ekonomi keluarga. Hal inilah yang berulangkali saya jelaskan dalam setiap pembahasan seperti ini,” tegas Professor Maria.

Masyarakat pesisir seharusnya bisa membangun konstruksi sosial yang disesuaikan dengan kondisi budaya maupun agama masyarakat setempat. “Kalau perempuan tidak mampu menjadi nelayan, paling tidak berikan mereka kesempatan untuk menggali potensi atau kemampuan mereka. Apakah mereka membantu suami memasarkan hasil tangkapan atau mengolah hasil tangkapan itu supaya bisa memperoleh nilai yang lebih besar. Saya pikir ini yang perlu dipertimbangkan masyarakat setempat,” tambahnya lagi.

Kedua akademisi sosial dan budaya itu juga memberikan apresiasi terhadap program perbaikan ekonomi masyarakat pesisir (Restoring Coastal Livelihoods, RCL) yang diimplementasikan Oxfam bekerjasama dengan Canada Internasional Development Agency (CIDA) di empat kabupaten di Sulawesi Selatan yakni Maros, Barru, Pangkep dan Takalar. Mereka menilai, pendekatan yang dilakukan dengan memberikan keterampilan melalui pendidikan dan pelatihan kepada kaum perempuan bisa memperbaiki perekonomian masyarakat pesisir. (Nick/Oxfam)

Minggu, 06 November 2011

Alternatif Wisata Maritim Pasir Putih di Barru


dikutip dari : Barru News 

Wisata bahari Kabupaten Barru memanjakan mata dengan pemandangan yang indah. Bukan saja Pulau Panikiang yang memiliki ciri khas menarik karena menjadi habitat ribuan burung bangau. Di sana, di Mangkoso, ada pulau kecil yang namanya Kessi Pute’.yang sebelah selatan berbatasan desa ajjakang dan sebelah utara berbatasan dengan desa Lawallu.

Pengelola tempat tersebut, A Muh Amin mengaku, wisata di Wiring Tasi menawarkan kesejukan dan nilai wisata yang menarik. “Ini baru saya bangun,” katanya, di lokasi wisata Kessi Pute, Wiring tasi Mangkoso. Pengelola lainnya, Omeng menambahkan, luas areal tersebut sekira 8 are, ditumbuhi tanaman rindang dan bangunan dengan nilai estetika yang tinggi.

Soal kebersihan, pengelola mengaku sudah mempertimbangkannya, dengan mengajak masyarakat tidak membuang sampah di laut. Saat ini, pulau kecil dengan bangunan villa Lembayung sementara berbenah. Sejumlah fasilitas dilengkapi untuk menuju wisata pantai yang ideal. “Ini adalah salah satu alternatif wisata di Barru, bahkan mungkin akan menjadi andalan,” katanya. Andi Amin dibantu Omeng mencoba merealisasikan potensi wisata Barru dengan nyata. Ia mencoba membuka mata masyarakat dan pemerintah daerah Barru bahwa masyarakat bisa berbuat untuk membantu pemerintah.

Kawasan wisata Wiringtasi mencoba dikembangkan, agar nantinya menjadi pilihan masyarakat di Sulsel sebagai tempat istirahat yang bebas dari kebisingan kota. Potensi wisata itu, yang baru dikelola dengan inisiatif sendiri, juga bisa menjadi peluang bagi investor untuk bekerjasama dengan Pemkab Barru.“Namun harus diseriusi, dikerjakan, jangan sekadar janji saja. Pemerintah daerah harus fokus ke berbagai sektor, termasuk wisata,” harap Andi Amin yang juga Ketua Gerindra Barru. (lim)

Selamat Jalan teman


dikutip dari : Barru News 

Ini dia cinta kalap ala Syukur (33), warga Abbanuangge, Desa Lerang, Kecamatan Lasinrang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Gara-gara cintanya ditolak, lelaki pengangguran itu menikam Risda (22) warga Desa Lawallu, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru, Senin (5/9/2011).

Ibu korban,  Sitti Hameriah Selasa (6/9/2011) mengatakan, sebelum peristiwa berdarah tersebut, pelaku dan anaknya sempat terlibat adu mulut, tak jauh dari kediaman korban. Sesaat kemudian korban ditemukan tersungkur di lokasi kejadian.

Risda dan Syukur memang sempat menjalin cinta. Namun hubungan mereka berakhir beberapa waktu lalu.“Pelaku minta kembali lagi merajut hubungan mereka. Tapi ditolak oleh anak saya. Belum lama ini mereka memang sudah putus,” jelasnya.

Diduga karena ditolak itulah pelaku menjadi kalap lalu menikam mantan pacarnya itu dengan sebilan badik. Korban ditikam sebanyak tiga kali. Dua di bagian dada, dan satu di bagian punggung. Lengan kanan korban juga terlihat mengeluarkan darah.

“Kami sempat membawa korban ke rumah sakit untuk dirawat tapi tidak tertolong. Anak kami meninggal setibanya di rumah sakit,” kata Sitti  Hameriah lagi.

Dihubungi terpisah, Kasat Reskrim Polres Barru, AKP Sugeng mengakui peristiwa tersebut. Sugeng mengatakan, pelaku ditangkap  beberapa saat setelah kejadian di Desa Kupa, Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru.

Polisi juga berhasil mengamankan badik milik pelaku yang digunakan menghabisi nyawa korban dan satu unit motor bebek. “Dugaan sementara pembunuhan ini karena pelaku sakit hati lantaran tiga tahun berpasaran namun diputuskan oleh korban,” jelas Sugeng.

Rabu, 26 Oktober 2011

Music Chart Of My Life


”Alunan nada nada musik adalah senandung lembut yang kerap hadir di lembah lembah imajinasi. Jika nada nada itu di lantunkan dalam melodi kesedihan, maka ia menghadirkan kenangan silam di saat gundah dan putus asa. Tapi jika di lantunkan pada saat hati senang, maka musik menghadirkan kenangan silam di saat damai dan bahagia.”
Dipetik dari buku “Musik Dahaga Jiwa”
Oleh Khalil Gibran

Postingan kali ini mengahdirkan sderet lagu yang pernah memanjakan pendengaranku, sederet lagu yang mewakili perasaanku/menemani dikala senang, semangat, ceria,sedih, asam, manis dll..lagu yang pernah jd favoritku dimasa mulaiku mengenal music sampai sekarang hehehe…


Chart Music Of My Life
-peterpan (aku dan bitang)
-peterpan (tentang kita)
-peterpan (topeng)
-peterpan (taman langit)
-peterpan (mimpi yang sempurna)
-peterpan (hari yang cerah)
-peterpan (Kukatakan dengan Indah)
-peterpan (Khayalan Tingkat Tinggi)
-peterpan (Yang Terdalam)
-peterpan (Jauh Mimpiku)
-peterpan (langit tak mendengar)
-sheila on 7 (anugrah terindah)                                         
-sheila on 7 (berhenti berharap)
-sheila on 7 (bunga ditepi jalan)
-sheila on 7 (pejantan tangguh)
-sheila on 7 (kisah klasik)
-sheila on 7 (sahabat sejati)
-sheila on 7 ( yang terlewatkan)
-Ada Band (Masih (Sahabatku Kekasihku)
-Ada Band (terbaik untukmu)
-Ada Band (langit 7 bidadari)
-Ada Band (manusia bodoh)
-Ada Band (jadikan aku raja)
-Ada Band (surga cinta)
-Ada Band (kau Auraku)
-Ada Band (Kau Dan Keajaiban Kecilmu)
-Ada Band (1000 bayangan)
-Yovie & nuno ( merindu lagi)
-Yovie & nuno (janji suci)
-Yovie & nuno (manis)
-Yovie & nuno (dia milikku)
-Yovie & nuno (bunga jiwaku)
-Yovie & nuno (sampai akhir waktu)
-Yovie & nuno (malam mingguku)
-Yovie & nuno (menjaga hati)
-kahitna (walau ke ujung dunia)
-kahitna ( mantan terindah)
-Iwan Fals (Ya Allah kami)
-Iwan Fals (Oemar Bakri)
-Iwan fals (bongkar)
-bruno Mars (just the way you are)
-bruno Mars (grenade)
-bruno Mars (never say you can't)
-bruno Mars (lazy song)
-bruno Mars (marry you)
-bruno mars (lighters)
-david Archuileta (seneless)
-david Archuileta (the day after tomorrow)
-david Archuileta (something about love)
-JB (never say never)
-JB (Never let you go)
-JB (one less lonely girls)
-JB (ennie mennie)
-JB (one time)
-JB (U smile)
-adam lambert (what you want from me)
-adam lambert (if I had You)
-Cristian Bautista (beautiful girls)
-Cristian Bautista ( you look at Me)
-adele (someone like you)
-Josh Groban ( you rise me up)
-Bryan Adam (Heaven)
-Avril Lagine (What The Hell)
-Alien Ant Farm (Smooth Criminal)
-All Finalist Live Wanted ( Negeriku)
-shinee (hello)
-shinee (lucifer)
-suju (boom-boom)
-suju (bonamana)
-Iwan Fals (izinkan aku menyayangimu)
-Maher Zain (Insya Allah)
-anima (bintang)
-Gita Gutawa (tak perlulah aku keliling dunia)
-Gita Gutawa (Harmony Cintaku)
-Coklat (bendera)
-Coklat (bangun Pemudi-Pemuda)
-Coklat (Bukan Hari ini)
-J-Roks (Ceria)
-J-Roks (Cobalah kau mengerti)
-J-roks (PDKT)
-J-Roks (Selamat tingal kekasihku)
-Andra & Thebackbone (Jalanmu bukan jalanku)
-Andra & Thebackbone (Hitamku)
-Andra & Thebackbone (Selamat Tinggal Masa Lalu)
-Andra & Thebackbone ( Main Hati)
-Andra And Backbone (Tunggu Aku)
-Andra And Backbone (lagi danlagi)
-Anji (Berhenti Di Kamu)
-Anji (Ternyata Cinta)
-Antique ( Satu Bintang)
-Ari Lasso (Cinta Terakhir)
-Baim (Kau Milikku)
-Basejam (Bukan Pujangga)
-Black Eyed Peas (My Humps)
-Black Eyed Peas (I got the felling)
-Blink 182 (All The Small Things)
-Blink 182 (First Date)
-Blink 182 (I Miss You)
-Jikustik (puisi)
-Jikustik (Putri)
-Jikustik (Setia)
-Kerispatih (Kejujuran Hati)
-Kerispatih (kita dan dunia)
-Kerispatih ( sepanjang usia)
-Craig David ( insomnia)
-Craig David (unbeliveble)
-Crisbrown (next to you)
-Cilapop ( aku disampingmu)
-Glen ( Terserah )
-Glen (Akhir cerita cinta)
-Republik (hanya inginkau tahu)
-Linkinpark (new divide)
-Linkinpark (Numb)
-Linkinpark ( somewhere I belong)
-Linkinpark ( one step closer)
-westlife ( I have a Dream)
-westlife (uptown Girls
-Kia (harus sampai disini)
-Simple Plan ( Welcome to my life)
-Simple Plan ( Perfect)
-Simple Plan ( Untitled)
-greenday ( American Idiot)
-greenday ( Boulevard of broken dream)
-greenday ( wake me up when september end)
-saykoji ( you Copy my style)
-saykoji (online)
-saykoji ( Follow back)
-saykoji ( Narsis)
-saykoji (jomblo)
-syakira ( this time for afrika)
-syakira ( when ever)
-Iwan Fals (surat buat wakil rakyat)
-Ungu ( Doaku untuk ibu )
-Ungu ( sejauh mungkin)
-Ungu ( Dia maha sempurna)
-Ungu ( Ku ingin slamanya)
-Ungu ( aku bukan pilihan hatimu)
-Ungu ( Syukur/ alhamdulillah)
-Ungu ( tercipta untukku)
-Ungu ( Dengan nafasmu)
-Ungu ( Sesunggunhnya)
-Ungu ( Andai Ku tahu)
-Ungu ( cinta dalam hati)
-Ungu (ijinkan aku)
-Ungu ( Waktu yang dinanti)
-Ungu ( para pencarimu)
-Ungu (surgamu)
-Ungu ( dia maha sempurna)
-Ariel ( kulihat ibu pertiwi)
-Unknow ( Indonesia tanah air beta)
-Unknow (Indonesia pusaka)
-Unknow (rayuan pulau kelapa)
-James blunt (you'r beutiful)
-Viera ( terlalu lama)
-Viera ( Kesepian )
-Viera ( Pertemuan singkat)
-Viera ( Seandaaiya)

-Viera ( rasa ini)

 -Viera ( bersamamu)
-Viera (perih)
-safe band (aku tak bisa)
-S.O.A.D (toxicity)
-S.O.A.D (wake up)
-seconhand serenade ( goodbye)
-seconhand serenade ( Fall for you)
-boa (every heart)
-ihsan Traore (buga)
-Ihsa Traore (kuingin bernyanyi)






Selasa, 25 Oktober 2011

Senyum Semangat

"Andaikan aku punya sayap,ku kan terbang tinggi melintasi angkasa, ku ajak ayah bundaku terbang bersamaku"

tiba-tiba teringat masa kecilku,lagu yang selalu menemani tidurku di kalaitu, lagu yang selalu menjadi penyemangat dalam hidupku, lagu yang selalu memberikan getaran tersendiri dihatku,lagu yang selalu meberikan dorongan tersendiri untuk bergerak cepat mengejar mimpi yang selama ini masih terkatung-katung dipikiranku..

Ya Allah,rasanya ingin kembali di masa itu,hambamu ini belum cukup kuat untuk menjadi dewasa, godaan dunia tiada hentinya menerpa, kuatkanlah imanku,kuatkanlah tauhidku hanya kepadamu aku berserah diri..

I believe,ada rencana indah yang kau persiapkan untukku,..Gambatte!!!

Sabtu, 27 Agustus 2011

Menjadi Seorang Paskibraka bagian ke 2

Paskibraka kota Parepare 2008

Sehari setelah seleksi tahap pertama, saya beserta teman yang lain, diberi porsi latihan fisik setiap sore dan diselingi dengan latihan PBB. Kami dilatih oleh anggota devisi bela Negara, yang bernaung dibawah bendera Osis sekolah kami. Beruntung pelatih kami adalah anggota paskibraka, jadi kami banyak tahu tentang seluk beluk seleksi paskibraka tahun ini. Walaupun kami sangat lelah dengan porsi latihan yang berat setiap sorenya, tapi keinginan untuk membanggakan keluarga,  dan motivasi yang diberikan oleh pelatih kami, terbukti mampu mendongkrak semangat kami untuk terus berlatih.

Setelah berlatih selama sebulan lamanya, walaupun latihan yang saya jalani serasa belum cukup, mau tidak mau saya beserta teman-teman yang lain harus siap menghadapi seleksi tahap kedua. Seleksi tahap kedua ini terdiri dari tiga tahap. tahap pertama adalah tes fisik, tujuan dari tes fisik ini untuk mengetahui seberapa jauh daya tahan dari peserta seleksi, tesnya berupa lari keliling lapangan Andi Makkasau. Yang dinilai adalah seberapa banyak putaran yang dapat ditempuh selama 15 menit. Tahap kedua  adalah tes PBB, tesnya berupa kecakapan kita dalam baris berbaris. Tahap ketiga adalah tes wawancara, tes wawancara ini berisikan pertanyaan-pertanyaan seputar pancasila, arti dan lambang Negara,sejarah Negara Indonesia dan pengetahuan seputar paskibraka itu sendiri.

Setelah melalui rangkaian seleksi yang begitu ketat,  cukup menguras tenaga dan waktu, akhirnya tibalah waktu pengumuman peserta yang lolos untuk selanjutnya dikader menjadi paskibraka kota Parepare tahun 2008. Detik-detik pengumuman serasa berpacu dengan debar jantung saya diwaktu itu,tampak semua peserta terdiam dan kaku saat penyeleksi mulai membacakan hasil dari seleksi yang dilakukan dari pagi hingga sore hari. Suasana ruanganpun mulai menegang.  Kemudian peserta mulai dibagi menjadi dua barisan,panitia seleksi memberi nama barisan merah dan barisan putih,satu  demi satu nama disebutkan yang nantinya ditunjuk apakah masuk barisan merah atau masuk barisan  putih.

Akhirnya tiba waktunya nama saya disebutkan, saya masuk di barisan merah bersama lima teman saya, sedangkan teman saya yang lain berada di barisan putih. Saat itu pula fikiran saya menjadi galau. Berbagai macam pertanyaan muncul dibenak  saya waktu itu, untuk apa lagi ada pemisahan seperti ini. Setelah pembagian selesai, panitia seleksi mulai berbicara sepatah kata yang berisi  motivasi bagi peserta yang nantinya belum lolos seleksi tahun ini. Akhirnya Sampailah dipenghujung acara, dengan suara yang lantang, panita seleksi menyebutkan barisan mana yang berhak lolos menjadi paskibraka kota Parepare tahun 2008

Alhamadulillah, itulah kata yang pertama terucap dari mulut saya ketika mendengar bahwa barisan merah berhak mengikuti pengkaderan paskibraka, betapa bahagianya perasaan saya waktu itu, tapi tetap dalam hati kecil saya merasa sedih, karna sebagian teman  seperjuangan saya   yang berada di barisan putih tidak lolos mengikuti masa pengkaderan paskibraka tersebut.

Paskibraka Kota Parepare 08

"Pembentukan karakter yang kuat, masih terasa, melalui latihan dengan tingkat kedisiplinan tinggi selama masa karantina paskibraka. Banyak pelajaran berharga yang dapat dipetik para purna paskibraka,dari pengalaman menjadi anggota pengibar bendera pusaka."




menjadi seorang Paskibraka bagian 1



Ada satu pengalaman menarik yang tidak dapat saya lupakan di sekolah ini. Waktu itu semester dua, tepatnya empat bulan sebelum hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Kebetulan hari itu adalah hari senin, dimana seluruh siswa dan siswi berkumpul di lapangan untuk melaksanakan upacara bendera, semua prosesi dalam upacara berjalan dengan baik, sebagaimana upacara-upacara sebelumnya. Sampai pada akhirnya kami dikejutkkan dengan kedatangan dua mobil hitam berplat merah menandakan bahwa mobil tersebut adalah mobil dinas. Tampak beberapa orang turun dari mobil tersebut memakai seragam hitam, tampak jelas seragam yang digunakan adalah pakaian dinas harian organisasi pengkaderan anggota paskibraka yaitu PPI (purna Paskibraka Indonesia).

Terlihat dari kejauhan, salah satu dari guru kami menyambut mereka dan mempersilahkan ke tempat yang telah disediakan, para purna paskibraka itu menunggu sampai prosesi upacara bendera selesai .Terus terang, kehadiran dari anggota purna paskibraka ini, membuat fikiran saya pada saat itu bertanya-tanya. Apa maksud dan tujuan mereka datang ke sekolah ini, hingga membuat saya tidak konsentrasi mengikuti upacara pada  hari itu.

Setelah sekian lama berdiri, akhirnya seluruh prosesi upacara bendera pada hari itu selesai. Tapi, pagi itu ada yang lain dari biasanya, kepala sekolah meminta siswa dan siswi untuk tetap di tempat dan tidak membubarkan diri. Setelah memberi sepatah kata , kepala sekolah kemudian memberi amanat kepada salah seorang dari anggota purna paskibraka, yang belakangan ini saya ketahui  adalah Pembina purna paskibraka Indonesia kota Parepare.Beliaupun dipersilahkan  untuk mengambil alih barisan.

Setelah berbicara panjang lebar dan menjelaskan kepada siswa dan siswi, akhirnya saya baru tahu maksud dan tujuan Mereka datang  ke sekolah ini. mereka ingin mencari siswa  dan siswi, yang masuk kriteria untuk mengibarkan sang saka merah putih pada HUT RI tanggal 17 Agustus nanti. Saat itu juga, Siswa dan siswi dipisahkan menjadi dua  barisan, kami diperintahkan untuk berbaris dan berdiri tegap, kemudian setiap siswa diukur tinggi dan berat badan.

Wajah yang tadinya ceria perlahan mulai menampakkan raut yang tegang, pikiran yang tadinya mulai tenang kini kembali bergejolak, bukannya tanpa alasan, ini dikarenakan salah satu kesempatan yang saya tunggu-tunggu untuk  membanggakan keluarga saya, sudah didepan mata. masih teringat jelas dibenak saya, waktu itu betapa banyaknya keringat menetes, sampai baju dalam yang saya kenakan basah semua. 

Setela lama menunngu, akhirnya seleksi tahap pertama ini selesai, tibalah saatnya pengumuman hasil seleksi yang sangat menegangkan itu. Betapa senangnya perasaan saya saat itu, seakan kegundahan dan kegelisahan yang sebelumnya terus menghantui, terbayar lunas dengan disebutkannya nama Eko Purnomo  untuk ikut seleksi  tahap selanjutnya. Dari informasi yang sempat diberikan,Seleksi tahap kedua akan dilaksanakan satu bulan kedepan, dan bertempat di gedung pemuda dan olahraga kota Parepare. Jadi saat itupun kami diberi kesempatan untuk latihan PBB dan latihan fisik sebagai bekal dalam seleksi tahap kedua nanti. To Be Continue. . .





Bagian Hidup di SMA Negeri 5 Unggulan Kota Parepare

6 juni 2007, untuk  pertama kalinya saya menginjakkan kaki di SMA Negeri 5 Parepare sebagai siswa baru. Terus terang, ini adalah pengalaman pertama  buat saya untuk masuk  Sekolah yang mempunyai asrama, oleh pemerintah daerah Parepare diberi gelar sekolah Unngulan. sungguh perasaan bercampur aduk ketika pertama kalinya melihat sekolah yang merupakan  dambaan beberapa orang tua siswa, yang anaknya baru menamatkan sekolah di SMP. Ada perasaan bangga,sedih,takut semuanya menjadi satu. Mungkin inilah alasan orang tua saya mendaftarkan saya di sekolah ini dengan impian dan cita-cita yang tinggi agar anaknya kelak menjadi seseorang yang berguna dan membanggakan keluarga. 

Bulan pertama hari-hari yang saya jalani sungguh terasa berat, mulai dari bangun pagi sampai tidur kembali dipenuhi dengan aturan-aturan yang belum pernah saya temui sebelumnya. Dunia terasa tidak berpihak kepada saya pada masa itu, sempat terlintas dibenak untuk kabur dari sekolah ini, , untunglah masih ada motivasi dan dukungan tiada henti dari orang tua dan keluarga yang mampu memacu semangat saya untuk mengalahkan rasa bosan dan jenuh di sekolah ini. Tapi dibalik penderitaan yang saya alami, sungguh tersimpan sebuah manfaat yang luar biasa yang baru saya rasakan sekarang dan tak pernah sekalipun terbayangkan semasa SMA dulu.

Setelah bulan pertama berlalu, sedikit demi sedikit perasaan dan pola fikir saya sudah mulai berubah, mungkin yang tadinya pemalu skarang sudah mampu menjadi pribadi yang baru ,saya sudah mampu berbaur dengan kehidupan di asrama. Rasa kekeluargaan begitu terasa di sekolah ini, bagaimana tidak, seharian saya dan teman yang lain  selalu bersama, baik itu di kelas, di ruang makan, maupun di asrama.walaupun sedikit diselingi dengan pertengkaran kecil, tapi semangat kekeluargaan yang ditanamkan pada kami, seakan telah menjadi akar yang sangat kokoh untuk menopang kebersamaan yang sangat sulit untuk dilupakan.

Begitupun dengan para guru yang mengajar disekolah ini, tanggung jawab yang diberikan para
orang tua siswa kepadanya, mampu di jalankan dengan baik. Sungguh perjuangan yang luar biasa, mendidik dan mengasuh puluhan siswa dan siswi yang memiliki karakter yang berbeda, tanpa mengurangi sedikitpun rasa hormat kami kepada beliau para pendidik.

Jumat, 26 Agustus 2011

Desaku dan Senandung Masa Kecilku

desa Lawallu
Ini adalah sebuah cerita dari desaku, dusun kami yang selalu berada di dalam hatiku. Desa yang penuh dengan kenangan dan di sanalah aku dilahirkan dan dibesarkan. Desaku adalah sebuah dusun yang berada di daerah dataran rendah. Sawah bak permadani membentang luas, laut bak kilauan air yang begitu birunya,pang’empang ada juga disesaku..

Desaku yang kucinta
Pujaan hatiku
Tempat ayah dan bunda
dan handaitaulanku
Tak mudah kulupakan
Tak mudah bercerai
Selalu kurindukan
Desaku yang permai…

Kamis, 25 Agustus 2011

Barru dalam Sejarah

 

Arti Logo
  1. Perisai dengan dasar warna hijau pinggir yang berwarna kuning melambangkan :
    • Kabupaten Barru terdapat diatas bumi dan tanah yang subur
    • Penduduknya beragama islam hampir 100%, sehingga kepatuhan pada rakyat ada
    • Rakyat Kabupaten Barru mempunyai banyak harapan untuk kemajuan daerahnya karena kesuburan buminya.
  2. Empat buah payung yang tertutup mengandung arti bahwa empat kerajaan dihapuskan lalu dilahirkan Kabupaten Barru.
  3. Pita berwarna biru mempunyai arti bahwa Kabupaten Barru adalah tenang dan setia.
  4. Tulisan " BARRU " dengan letter putih diatas pita yang berwarna biru mengandung arti bahwa Pemerintah Kabupaten Barru dipilih dari rakyat yang suci.
  5. Sebelah atas pita terdapat padi dan jagung, menggambarkan bahwa hasil utama Kabupaten Barru adalah padi dan jagung.
  6. Diantara padi dan jagung dalam lingkaran putih terdapat gunung dan lautan, mengandung arti bahwa rakyat Kabupaten Barru selain mempunyai banyak harapan juga mempunyai cita-cita dan pandangan yang sesuai dengan alam sekitarnya yakni cita-cita setinggi gunung dan pandangan seluas lautan, serta memiliki kemauan karena kemakmurannya untuk membawa daerah dan negaranya kearah kemajuan.

Sejarah Suku Bugis

 

I. Awal Mula


Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku Melayu Deutero. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Kata "Bugis" berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan "ugi" merujuk pada raja pertama kerajaan Cina yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini, yaitu La Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang atau pengikut dari La Sattumpugi. La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayah dari Sawerigading. Sawerigading sendiri adalah suami dari We Cudai dan melahirkan beberapa anak termasuk La Galigo yang membuat karya sastra terbesar di dunia dengan jumlah kurang lebih 9000 halaman folio. Sawerigading Opunna Ware (Yang dipertuan di Ware) adalah kisah yang tertuang dalam karya sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat Bugis. Kisah Sawerigading juga dikenal dalam tradisi masyarakat Luwuk, Kaili, Gorontalo dan beberapa tradisi lain di Sulawesi seperti Buton.